Oleh: Bertje Rotikan (Wakil Pemimpin Redaksi)
Banua Kalimantan atau yang di kenal dengan sebutan Borneo sempat trending di jagad maya dan jadi perbincangan hangat masyarakat dunia termasuk publik tanah air. Bagaimana tidak, daerah yang di kenal kaya dengan sumber daya alam itu tiba-tiba mencuat dan menghentak dunia lewat kabar yang sempat membuat sementara pihak tak bisa tidur nyenyak.
Disana-sini banyak protes berseliweran yang di layangkan oleh mereka yang tidak setuju dengan keputusan pemerintah terkait pemindahan Ibukota Negara ke pulau Kalimantan.
Berbagai komentar miring didengungkan dan ungkapan yang berbau rasialis, penghinaan dan merendahkan martabat masyarakat setempat menyoal perpindahan Ibukota dari pulau jawa ke Kalimantan Timur.
Dikutip dari berbagai sumber resmi, Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara merupakan kedudukan ibukota baru yang berada di dua wilayah pemerintahan yaitu kabupaten Kutai Kartanegara dan kabupaten Penajam Paser Utara.
Alasan pemindahan Ibukota negara selain dinilai masuk di akal, penduduk kota Jakarta mengalami over kapacity, selain itu menggeser kesenjangan pusat pembangunan yang selama ini terkesan cenderung Jawa sentris menuju pembangunan yang inklusif dan dapat dinikmati oleh segenap masyarakat Indonesia.
Indonesia memiliki potensi human capital (modal manusia) yang unggul, dengan potensi besar itu, Indonesia kini siap menyongsong bonus demografi tahun 2045.
Kemudian Indonesia berdasakan data Startup Ranking tahun 2021 memiliki potensi digital talent yang hebat dengan menduduki urutan ke lima besar dunia. Letak Ibukota negara baru dinilai sangat ideal dan paling tepat yakni di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.
Pembangunan IKN dengan konsep (smart forest city) adalah pembangunan kota yang menganut konsep berbasis habitat manusia dan infrastruktur kota sebagai bagian dari ekosistem hutan, di mana karakteristik digital talent kaum milenial berbakat mampu beradaptasi dengan teknologi digital dan memahami tentang keberadaan industri.
Dengan memiliki kesadaran lingkungan yang tinggi dan karakter usaha berbasis ekonomi hijau (green economy), pembangunan IKN juga menjadi momentum memberdayakan karya dan inovasi talenta putra putri terbaik negeri ini.
Kedua, menjadi momentum membangun konsep kota berkelanjutan yang selama ini diimpikan sejak era Bung Karno, saat meresmikan kota Palangkaraya, 17 Juli 1957.
Konsep smart forest city dapat menciptakan keberlanjutan ekologis (seperti jaminan sumber daya alam), keberlanjutan ekonomi (efisiensi ekonomi), dan kebelanjutan sosial (keanekaragaman budaya).
Jika ini terwujud, Indonesia dengan demikian akan berkontribusi dalam pengurangan efek global warming maupun global diming sehingga akan dapat menjadi modal dan model dalam pembangunan kota-kota lainnya di Indonesia.
Ketiga, akan menjadi momentum pemberdayaan perbankan nasional dan ekonomi kreatif.
Sebab, dengan demikian kita akan dapat mendorong daya beli nasional.
Selain itu dapat mendorong promosi produk dalam negeri, sementara momentum ini juga dapat membangun kemandirian dan kedaulatan ekonomi Nasional.
Sementara itu meski protes datang silih-berganti dari pihak-pihak yang berseberangan dan dari sejumlah komponen masyarakat yang sering membuat onar di daratan pulau jawa bakal tak berdaya dan kehilangan nyali untuk melakukan aksi-aksi anarkis didaratan Banua Kalimantan.
Pemerintah Indonesia melalui Presiden Joko Widodo bersikukuh melanjutkan pembangunan IKN karena selain alasan-alasan sebagaimana paparan di atas, Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara sangat ideal dari aspek geo stategic pertahanan keamanan dan geo politik.
Kini Borneo, sebutan lain Banua Kalimantan bak mutiara yang tengah di poles, dan seiring waktu berjalan, pulau terbesar kedua di Indonesia cepat atau lambat makin berkilau, kawasan timur Indonesia tak lagi di pandang sebelah mata.